Selasa, 27 Agustus 2013

Ilustrasi (Foto: Koran Sindo)Ilustrasi (Foto: Koran Sindo)

JAKARTA - Malaysia kembali melakukan penghinaan terhadap Indonesia. Seringnya pelecehan yang dilakukan oleh Malaysia terhadap Indonesia beberapa tahun terakhir disebabkan karena buruknya stigma Indonesia di mata warga negara Malaysia.  
 
"Penghinaan berulang-ulang ini karena stigma bangsa kita di mata sebagian rakyat Malaysia rendah," kata Anggota Komisi I DPR, Tantowi Yahya kepada Okezone di Jakarta, Sabtu (24/8/2013) malam.
 
Banyaknya tenaga kerja yang dikirimkan Indonesia ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga menurut Tantowi menjadi salah satu faktor yang membuat negeri Jiran itu memandang rendah Indonesia.
 
"Kita masih dianggap dibawah mereka (Malaysia) karena tenaga kerja yang kita kirim ke sana memang dominannya buruh pabrik, buruh perkebunan dan pembantu rumah tangga," ungkapnya.
 
Untuk menindaklanjuti penghinaan itu, politikus Partai Golkar ini mendesak Kedutaan Besar Indonesia di Malaysia segera bersikap, dengan melayangkan protes ke Pemerintah Malaysia.
 
"Walau yang menghina ini warganegara, bukan Pemerintah Malaysia, Kedutaan kita wajib menyampaikan protes ke Pemerintah Malaysia. Penghinaan secara terbuka tersebut harus kita protes serius," tandasnya.
 
Seperti diketahui, Achin, pimpinan PT KLK mengatakan kepada pegawainya agar bendera Merah Putih diganti saja dengan celana dalam berwarna putih miliknya dan celana dalam berwarna merah milik istrinya.
 
Pernyataan itu disampaikan Achin saat para pegawainya menggelar upacara peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus di halaman perusahaan.
 
Meski Achin sudah meminta maaf kepada pegawainya, kasus ini tetap ditangani petugas Polres Dumai.
 
Kasat Reskrim Polres Dumai, AKP Bayu Wicaksono, mengatakan, sejauh ini status Achin masih saksi. Pihaknya masih memintai keterangan dari para saksi ahli untuk menjerat pelaku.
 
Apa yang dilontarkan Achin mengundang kemarahan warga Dumai. Selain pegawai perusahaan, kalangan mahasiswa dan masyarakat umum berunjuk rasa mendesak agar Achin segera hengkang dari Dumai. Massa juga meminta polisi segera menghukum pelaku.
(http://news.okezone.com/read/2013/08/25/337/855087/malaysia-anggap-indonesia-negara-rendah)

Sebagai warga negara Indonesia, saya merasa turut prihatin mengenai pelecehan yang dilakukan oleh Malaysia terhadap negara kita tercinta. Tentu ini bukan yang pertama kalinya negara kita dipandang rendah oleh negara tetangga kita tersebut. 

Apa yang disampaikan oleh Tantowi Yahya menurut saya ada benarnya. Mereka menganggap kita rendah karena banyak tenaga kerja Indonesia yang dikirim ke Malaysia bekerja sebagai pembantu rumah tangga maupun buruh. Seperti yang kita ketahui, memang banyak orang Indonesia yang bekerja sebagai TKI ke luar negeri, diantaranya Malaysia. Hal ini membuat warga Malaysia berpikir bahwa warga Indonesia lebih rendah dari mereka. Lama - kelamaan hal itu menjadi stigma bangsa kita. 

Dalam hal ini kita perlu mengevaluasi apakah pengiriman TKI ke negara Malaysia masih menjadi prioritas bagi sebagian besar warga negara Indonesia yang mencari pekerjaan.

Kita harus membuktikan bahwa bangsa kita tidak seperti stigma yang selama ini dipikirkan oleh warga Malaysia. Yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kasus di atas yaitu dengan meningkatkan kualitas dan skill masyarakat Indonesia, terutama masyarakat golongan menengah ke bawah. Karena kebanyakan TKI berasal dari golongan tersebut. Untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia memang tidak dapat dilakukan dengan mudah, namun dengan pendidikan yang baik, maka lama kelamaan masyarakat Indonesia dapat menunjukkan kualitas bangsa kita yang tidak di bawah Malaysia. 

Selain dari masyarakat Indonesia, pemerintah Indonesia tentunya juga harus bertindak tegas dalam menghadapi kasus penghinaan negara seperti ini. Pemerintah Indonesia harus meminta pertanggung jawaban pada pemerintah Malaysia atas penghinaan negara Indonesia. Tidak bisa hanya dengan permintaan maaf secara perorangan seperti yang dilakukan oleh Achin, namun permintaan maaf harus dilakukan secara terbuka oleh pemerintah Malaysia kepada Indonesia. Jika pemerintah Malaysia tidak melakukan hukum, sama artinya dengan membenarkan perlakuan warga negaranya.


Kamis, 15 Agustus 2013


Pada postingan saya yang pertama ini, saya ingin membahas tentang kemerdekaan negara Indonesia. Kebanyakan remaja yang hidup di era abad 21 ini mungkin tidak begitu merasakan dan mengerti apa arti serta makna dari kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 
Tidak lama lagi bangsa kita tercinta, Indonesia, akan memperingati 68 tahun kemerdekaannya. Bangsa kita telah mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak zaman kemerdekaan. Di era ini kita dapat belajar, bepergian, berkomunikasi, dan melakukan aktivitas dengan jauh lebih mudah dibandingkan dengan 68 tahun lalu. Kita tidak merasakan betapa sulitnya kehidupan pada zaman itu. Namun, para pahlawan negara kita telah membuktikan bahwa dengan keterbatasan pada masa itu, mereka tetap mampu melakukan dengan segenap kekuatan mereka dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, dan hasilnya?.. Hasil kerja keras para pejuang dan pahlawan negara kita dapat kita nikmati saat ini.
         Kita dapat hidup dengan bebas, tidak di bawah tekanan para penjajah, kita juga dapat memperoleh pendidikan dengan jauh lebih mudah, dan kita dapat menyampaikan pendapat kita secara luas melalui media – media yang ada. Kita sebagai anak muda pada era ini, tentu memiliki fasilitas yang lebih baik dibandingkan dengan zaman kemerdekaan. Maka, tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa melakukan sesuatu untuk bangsa kita. Dengan fasilitas – fasilitas yang mudah seperti itu, kita seharusnya dapat memanfaatkannya untuk memajukan kehidupan bangsa ini. Apa yang dapat kita lakukan untuk bangsa ini? Saya yakin para remaja Indonesia adalah remaja – remaja yang kreatif dan mencintai bangsanya. Dengan kemajuan teknologi serta perkembangan pada abad 21 ini para remaja seperti kita akan dapat memanfaatkannya untuk memaksimalkan kemajuan bangsa kita. Misalnya saja, membuat tulisan, artikel ataupun menyampaikan pendapat dalam berpolitik dalam media – media sosial di internet maupun lainnya yang bertujuan untuk membangun negeri ini.
         Mari kita berdiri bagi bangsa ini dan melakukan apa yang kita bisa lakukan untuk bangsa kita. Berikan apa yang anda bisa lakukan bagi tanah air kita tercinta. Jangan terus berdiam diri, apa yang akan Anda lakukan untuk Indonesia kita?